Minggu, 06 November 2016

MIND MAPPING CORAK KEHIDUPAN ZAMAN PRAAKSARA



MIND MAPPING
Mind maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak.
Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan , 2008:4).
Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:
1.      Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah. Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
  1. Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama. Dari tema utama Sejarah Indonesia, maka tema-tema turunan dapat terdiri dari: Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
  2. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol. Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut. Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang miskin warna.
  3. Gunakan huruf besar. Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci
  4. Buat peta pikiran dikertas polos dan hilangkan proses edit. Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
  5. Sisakan ruangan untuk penambahan tema. Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.
Berikut ini adalah contoh peta konsep tentang corak kehidupan zaman praaksara yang telah saya buat.

KD: 3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara, zaman hindu-budha dan zaman Islam dalam aspek geografi, ekonomi, budaya, pendidikan, dan politik

Media pembelajaran jenis Peta Konsep ini dibuat untuk memenuhi tugas 2 yang kedua, mata kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi. Dalam media tersebut saya menyajikan materi tentang Corak Kehidupan Zaman Pra-aksara, yang dibagi menjadi menjadi empat yaitu: (1) Masyarakat berburu dan meramu, (2) Masyarakat Perundagian, (3) Masyarakat bercocok tanam tingkat awal, (4) Masyarakat bercocok tanam tingkat lanjut.
Sebenarnya dalam proses pembuatannya tidak begitu sulit, hanya saja saya membutuhkan waktu sedikit lebih lama karena banyaknya komponen pada materi yang disajikan mengharuskan pembuatan media dengan ukuran yang besar. Pembuatan media dengan ukuran besar ini bertujuan agar tulisan terlihat jelas dan dapat terbaca oleh seluruh peserta didik terutama untuk yang duduk di kusi paling belakang. Sebernarnya dalam pembuatan media seperti ini yang pertama harus diperhatikan yaitu ukuran font, jika ukuran font kurang besar maka peserta didik tidak bisa dengan jelas media tersebut dan media yang digunakan menjadi kurang efektif, sehingga proses pembelajaran tidak maksimal.
Pada media mapping yang telah saya buat ini, sudah sempurna, dilihat dari bentuk dan ukuran font sangat pas dan tidak berlebihan. Pemilihan warna pun sudah sesuai, tidak begitu mencolok, dan cukup menarik saat digunakan sebagai media pembelajaran.

Sumber Rujukan:
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-dan-membuat-mind.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar