MIND MAPPING
Mind
maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan
konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk
korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di
atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya.
Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi
di dalam otak.
Mind
maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap
berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara berpikir
divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta
konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga
merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan , 2008:4).
Beberapa hal penting dalam membuat
peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:
1.
Pastikan tema utama terletak
ditengah-tengah. Contohnya, apabila kita sedang mempelajari pelajaran
sejarah kemerdekaan Indonesia, maka tema utamanya adalah Sejarah Indonesia.
- Dari tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama. Dari tema utama Sejarah Indonesia, maka tema-tema turunan dapat terdiri dari: Periode,Wilayah, Bentuk Perjuangan ,dll.
- Cari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol. Dari setiap tema turunan tertama akan muncul lagi tema turunan kedua, ketiga dan seterusnya. Maka langkah berikutnya adalah mencari hubungan yang ada antara setiap tema turunan. Gunakan garis, warna, panah atau cabang dan bentuk-bentuk simbol lain untuk menggambarkan hubungan diantara tema-tema turunan tersebut. Pola-pola hubungan ini akan membantu kita memahami topik yang sedang kita baca. Selain itu Peta Pikiran yang telah dimodifikasi dengan simbol dan lambang yang sesuai dengan selera kita, akan jauh lebih bermakna dan menarik dibandingkan Peta Pikiran yang miskin warna.
- Gunakan huruf besar. Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di Peta Pikiran. Selain itu, membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil. Penggunaan huruf kecil bisa diterapkan pada poin-poin yang sifatnya menjelaskan poin kunci
- Buat peta pikiran dikertas polos dan hilangkan proses edit. Ide dari Peta Pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Karenanya gunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi Peta Pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada Peta Pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
- Sisakan ruangan untuk penambahan tema. Peta Pikiran yang bermanfaat biasanya adalah yang telah dilakukan penambahan tema dan modifikasi berulang kali selama beberapa waktu. Setelah menggambar Peta Pikiran versi pertama, biasanya kita akan menambahkan informasi, menulis pertanyaan atau menandai poin-poin penting. Karenanya selalu sisakan ruang di kertas Peta Pikiran untuk penambahan tema.
Berikut ini
adalah contoh peta konsep tentang corak kehidupan zaman praaksara yang telah
saya buat.
KD:
3.2 Memahami perubahan masyarakat Indonesia pada zaman praaksara, zaman
hindu-budha dan zaman Islam dalam aspek geografi, ekonomi, budaya, pendidikan,
dan politik
Media
pembelajaran jenis Peta Konsep ini dibuat untuk memenuhi tugas 2 yang kedua,
mata kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi. Dalam media tersebut saya
menyajikan materi tentang Corak Kehidupan Zaman Pra-aksara, yang dibagi menjadi
menjadi empat yaitu: (1) Masyarakat berburu dan meramu, (2) Masyarakat
Perundagian, (3) Masyarakat bercocok tanam tingkat awal, (4) Masyarakat bercocok
tanam tingkat lanjut.
Sebenarnya
dalam proses pembuatannya tidak begitu sulit, hanya saja saya membutuhkan waktu
sedikit lebih lama karena banyaknya komponen pada materi yang disajikan
mengharuskan pembuatan media dengan ukuran yang besar. Pembuatan media dengan
ukuran besar ini bertujuan agar tulisan terlihat jelas dan dapat terbaca oleh
seluruh peserta didik terutama untuk yang duduk di kusi paling belakang. Sebernarnya
dalam pembuatan media seperti ini yang pertama harus diperhatikan yaitu ukuran
font, jika ukuran font kurang besar maka peserta didik tidak bisa dengan jelas
media tersebut dan media yang digunakan menjadi kurang efektif, sehingga proses
pembelajaran tidak maksimal.
Pada
media mapping yang telah saya buat ini, sudah sempurna, dilihat dari bentuk dan
ukuran font sangat pas dan tidak berlebihan. Pemilihan warna pun sudah sesuai,
tidak begitu mencolok, dan cukup menarik saat digunakan sebagai media
pembelajaran.
Sumber Rujukan:
http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-manfaat-dan-membuat-mind.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar